PRAKTIKUM BIOLOGI PENGAMATAN MIKROSKOP

PRAKTIKUM BIOLOGI
PENGAMATAN MIKROSKOP





Disusun Oleh :

Nama Siswa         : Herlin Illisya Belen
NISN                   : 1182/9988457808
Kelas                    : XI
Tahun ajaran        : 2014/2015
Kelompok            :    Febrika
                                 Sumiati
                                 Yuliana
                                 Andika prasetyo


SMA NEGERI 11 GRANDENG
KECAMATAN LOLONG GUBA, KABUPATEN BURU
TAHUN 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan bagi kami sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. laporan praktikum ini merupakan tugas praktikum mata pelajaran biologi, yang mana dengan tugas ini kami sebagai siswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan guru mata pelajaran biologi.
Laporan praktikum yang berjudul tentang “MIKROSKOP”. Mengenai penjelasan lebih lanjut kami memaparkannya dalam bagian pembahasan laporan praktikum ini.
Dengan harapan laporan praktikum ini dapat bermanfaat, maka kami sebagai penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yan telah membantu menyelesaikan laporan praktikum ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian laporan praktikum ini. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka kami terima untuk meningkatkan kualitas laporan praktikum ini.

Grandeng,   8 Oktober 2014

               Penyusun



DAFTAR ISI

Halaman judul ............................................................................................
Kata pengantar ...........................................................................................
Daftar isi ....................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
A.   Latar belakang  .................................................................................
B.    Rumusan masalah ..............................................................................
C.   Tujuan praktikum .............................................................................. 
D.   Manfaat praktikum  ............................................................................
BAB II. LANDASAN TEORI
A.   Pengertian mokroskop .......................................................................
B.    Perkembangan mikroskop ..................................................................
C.   Struktur dan fungsi mikroskop ............................................................
D.   Perbedaan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron   .........................
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A.   Waktu dan tempat penelitian  .............................................................
B.    Alat dan bahan .................................................................................
C.   Prosedur atau cara kerja   ...................................................................
BAB IV. PEMBAHASAN
A.   Hasil pengamatan  .............................................................................
BAB V. PENUTUP
A.   Kesimpulan  ......................................................................................
B.    Saran ...............................................................................................
Daftar pustaka  ...........................................................................................
Lampiran  lampiran .....................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini telah banyak ditemukan alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan. Salah satu penemuan itu adalah mikroskop. Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi. Dengan menggunakan mikroskop kita dapat mengamati dengan jelas benda-benda yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang (kurang dari 0.1 mm), misalnya bagian-bagian dari sebuah sel. Keterampilan menggunakan mikroskop dapat membantu kita mengamati dan membandingkan struktur sel hewan denga sel tumbuhan. Kemahiran dan ketelitian sipemakai dalam menggunakan mikroskop sangat diperlukan. Hal dapat di dapat dicapai dengan mengenali baik-baik bagian-bagiannya, fungsinya, serta cara penggunaan dan pemulihannya. Semakin ahli kita dalam menggunakan mikroskop maka akan semakin baik pula hasil pengamatan mikroskopis yang kita lakukan dengan menggunakan mikroskop. Mikroskop sederhana yang biasa kita gunakan umumnya menggunakan cahaya dari alam atau juga dapat menggunakan cahaya lampu sebagai sumber cahaya pengganti matahari. Cahaya masuk kemudian dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung, cermin inilah yang akan mengarakan cahaya dari luar kedalam mikroskop. Namun setiap mikroskop pada dasarnya terdiri atas bagian-bagian optik dan bagian-bagian merkanik. Dua nilai penting sebuah mikroskop ialah daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkanberapa kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra, yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat dibedakan sebagai dua buah titik.
B.        Rumusan masalah
Kami mempergunakan metode kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada penulisan makalah ini adalah Studi Pustaka. Dalam metode ini kami membaca buku-buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini serta mencari diberbagai situs internet.
C.        Tujuan Praktikum
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan diharapkan bermanfaat bagi kita semua serta untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal berikut:
a)        Mendapat informasi mengenai mikroskop
b)        Mengetahui bagian dan fungsi dari bagian-bagian mikroskop
c)         Dapat mengoperasionalkan mikroskop demgan benar ketika hendak melakukan pengamatan benda dengan ukuran yang sangat kecil.
D.       Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari percobaan ini yaitu agar siswa, masyarakat dan umum dapat lebih mengenal tentang mikroskop dan mengetahui teknik penggunaan mikroskop yang benar.
  

BAB II
LANDASAN TEORI
A.        Pengertian Mikroskop
Kata mikroskop bersal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil dan scropos yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Alat utama dalam mikroskop yang digunakan untuk mengamati adalah lensa objektif dan lensa okuler. Dalam mikroskop baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, tebalik dan diperbesar terhadap posisi benda mula- mula (Anonim, 2010).
Dua nilai penting sebuah mikroskop adalah daya pembesaran dan penguraiannya, atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar objeknya terlihat dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan citra; yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik berbeda dan terpisah (Campbell, 2000).
Mikroskop yang menggunakan cahaya disebut mikroskop optik. Mikroskop optik dapat dibedakanmenjadi mikroskop biologi atau monokuler dan mikroskop stereo atau binokuler. Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis dan trans paran. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop binokuler atau stereo digunakan un tuk pengamatan yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu (Tim Pengajar, 2010).

B.        Perkembangan Mikroskop
Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian terhadap mikrobiologi. Yang memasuki masakeemasan saat berhasil mengamati jasad renik. Pada tahun 1664 Robert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuatmikroskop amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van Leeuwenhoek (1632-1723), menggunakanmikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop tersebut dia dapat melihat organismesekecil mikroorganisme
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu, mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya, mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian permukaan dan mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler dan binokuler memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-field, fluoresens, fase kontras, nomarski dic, dan konfokal).
1.        Mikroskop Optis
Jenis paling umum dari mikroskop, dan yang pertama diciptakan, adalah mikroskop optis. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh di bidang fokal dari lensa tersebut.Pada 1674 Leeuwenhok dengan menggunakan mikroskop sederhana, dia dapat melihat mikroorganisme. Mikroorganime terlihat dari setetes air danau yang diamati dengan menggunakan suatu lensa gelas. Benda-benda itu disebut ‘animalcules’ terlihat dalam berbagai bentuk, ukuran dan warna. Leeuwenhoek mengamati organisme yang dikorek dari sela-sela giginya. Kemudian hasil pengamatannya digambarkan dalam bentuk sketsa sel bakteri dengan bentuk seperti bola, batang, dan spiral sama seperti bentuk bakteri yang dikenal pada saat ini.
2.        Mikroskop Cahaya
Seorang ilmuwan dari universitas Berlin yaitu Dr. Ernst Ruska menggabungkan penemuan ini dan membangun mikroskop transmisi elektron (TEM) yang pertama pada tahun 1931. Untuk hasil karyanya ini maka dunia ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah Penghargaan Nobel dalam fisika pada tahun 1986. Mikroskop yang pertama kali diciptakannya adalah dengan menggunakan dua lensa medan magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya tersebut dengan menambahkan lensa ketiga dan mendemonstrasikan kinerjanya yang menghasilkan resolusi hingga 100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari mikroskop cahaya pada masa itu).
Bagian-bagian dari mikroskop cahaya: 
1.        Lensa okuler
2.        Lensa objektif
3.        Lensa objektif yang lain
4.        Pengatur fokus secara kasar
5.        Pengatur fokus secara halus
6.        Papan letak objek/sampel/preparat yang dilihat
7.        Sumber cahaya
8.        Kondensor cahaya
9.        Penjepit sampel
Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama “Compound light microscope” adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai pengganti cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada mikroskop konvensional. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar ataupun cekung yang terdapat dibawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor.
         Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.

C.        Struktur dan fungsi Mikroskop
Ada dua bagian utama yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu:
a)        Bagian optik, yang terdiri dari kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler.
b)        Bagian non-optik, yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya.
Mikroskop adalah alat yang di gunakan untuk melihat, atau mengenali benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari aslinya. berikut adalah bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya:
-               Lensa okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
-               Lensa objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini  membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
-               Tabung mikroskop (tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
-               Makrometer (pemutar kasar), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
-               Mikrometer (pemutar halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
-               Revolver, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
-               Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
-               Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
-               Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
-               Meja mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
-               Penjepit kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
-               Lengan mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
-               Kaki mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
-               Sendi inklinasi (pengatur sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.

D.       Perbedaan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron
1.        Mikroskop Cahaya 
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali.Mikroskop cahaya memiliki bentuk yang lebih kecil daripada mikroskop elektron.Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor.Mikroskop cahaya ini menggunakan jauh lebih sedikit energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih panjang dibandingkan mikroskop elektron.Sumber pencahayaan dalam mikroskop cahaya adalah sinar matahari atau sinar lainnya.Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. 
2.        Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali.Mikroskop elektron memiliki bentuk yang lebih besar daripada mikroskop cahaya.Menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya.Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.Sumber pencahayaan dalam mikroskop cahaya adalah sinar yang didapat dari elektro statik dan elektro magnetik.Medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya.

  
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.        Waktu dan tempat penelitian
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini :
1.        Waktu praktikum
Hari/tanggal     : Kamis, 2 Oktober 2014
Waktu              : Pukul 08.00 sampai dengan 08.30 WIT
2.        Tempat : Laboratorium Biologi SMA Negeri 11 Grandeng

B.        Alat dan Bahan
1.        Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah yaitu :
-              Alat yang disediakan oleh laboratorium
a.         Mikroskop biologi
b.        Kotak peralatan, berisi :
1.        Kaca benda
2.        Kaca penutup
3.        Cawan petri
4.        Pinset
5.        Pipet tangan
-              Alat yang disediakan oleh siswa
a.         Pisau silet baru
b.        Kain planel baru
c.         Lap katun
d.        Buku gambar dan pensil
e.         Tusuk gigi
2.        Bahan
Adapun bahan dari percobaan ini yaitu :
-              Bahan yang disediakan oleh laboratorium
a.         Air suling
b.        Kertas saring atau kertas hisap
c.         Kapas atau kapuk
-              Bahan yang disediakan oleh siswa
a.         Kentang
b.        Bawang merah
c.         Batang bayam
d.        Daging sapi

C.        Prosedur dan Cara Kerja
1.        Menyiapkan Mikroskop
1.1.   Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat dihapan.
-              Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel. Jangan sekali-kali menggosok lensa dengan kain.
1.2.   Membuka kotak peralatan, keluarkan cawan petri yang berisi kaca benda dan kaca penutup.
1.3.   Membersihkan kain benda dengan kain katun atau kertas saring.
1.4.   Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya, buku penuntun dan catatan, bahan-bahan untuk praktikum. Menyingkirkan yang lainnya pada tempat lain yang sudah disediakan.
2.        Mengatur Masuknya Cahaya ke Dalam Tubus
2.1.   Memperhatikan keadaan ruang praktikum, darimana arah datangnya cahaya yang lebih terang (dari depan, kiri, atau kanan) kemudian mengarahkan cermin mikroskop ke sumber cahaya tersebut dan membuka diafragma atau memutar lempeng pada posisi lubang sedang. Mengatur posisi mikroskop yang memiliki kondensor mendekati meja sediaan dan menggunakan cermin datar. Untuk mikroskop tanpa kondensor menggunakan cermin cekung.
2.2.   Mengatur posisi revolver sehingga objektif paling pendek menghadap ke meja sediaan sampai bunyi klik.
2.3.   Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10 mm atau tubus turun maksimal.
2.4.   Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan mata kanan (perlu latihan) akan nampak medan bundar putih (medan pandang). Jika terangnya tidak merata, maka kita menggerakkan sedikit cermin sampai terangnya rata. Kalau terlalu silau, kita mempersempit diafragma atau lubang pada lempeng. Jika medan pandang masih kabur berarti kurang cahaya yang masuk, maka kita membuka diafragma, pasang lubang lebih besar pada lempeng.
2.5.   Mikroskop siap dipakai mengamati sediaan.
3.        Cara Mengatur Jarak Lensa dengan Sediaan
3.1     Memutar pengatur kasar atu makrometer ke arah empu jari, tubus turun, jarak objektif dengan meja sediaan mengecil, kemudian sebaliknya. Apa yang terjadi? Mikroskop model lain yang tubusnya miring atau tidak bisa naik turun, maka meja sediaan bergerak naik turun apabila memutar makrometer dan mikrometer.
3.2     Memasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang meja, menjepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.
3.3     Jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika jarak itu longgar, maka kita memutar makrometer untuk menurunkan tubus sambil melihat dari samping ujung objektif mendekati kaca benda sampai maksimum 5-10 mm.
3.4     Meneropong lewat okuler sambil tangan memutar makrometer menaikkan tubus perlahan-lahan. Mengamati medan pandang sampai muncul bayangan, kalau tubus telah terangkat setengah putaran makrometer belum juga muncul bayangan, berarti terlewatkan, maka kita mengulangi langkah 3.3 kembali, kalau sudah ada bayangan tapi masih kabur, maka kita meneropong terus sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai bayangan jelas garis atau batasan-batasannya.
3.5     Memeriksa perbesaran lansa okuler dan objektif dan perbesaran bayangan tersebut.
3.6     Mengeluarkan preparat yang telah diamati.
4.        Membuat Preparat Sederhana
4.1.   Mengambil kaca benda yang sudah dibersihkan kemudian dipegang serata mungkin.
4.2.   Menetesi air jernih atau air suling satu tetes di tengah-tengah.
4.3.   Mencabut satu serat kapas atau kapuk dengan pinset dan meletakkannya di tengah tetesan air. Untuk bahan daun waru, daun labu, dan daun kembang sepatu menggunakan silet untuk mengambil bagian epidermisnya, dan mengirisnya setipis mungkin. Sedangkan untuk bawang merah, kita mengirisnya setipis mungkin setelah itu meletakkannya di preparat.
4.4.   Tangan yang sebelah memegang kaca penutup antara antara empu jari dengan telunjuk dengan sisi atau pinggir yang berlawanan.
4.5.   Menyentuhkan sisi dengan kaca penutup pada kaca benda dekat tetesan air dengan kemiringan 450 kemudian dilepaskan sehingga tepat menutupi tetesan air. Menyerap kelebihan air yang merembes di tepi kaca dengan kertas saring.
4.6.   Memasang preparat buatan pada meja sediaan dan mengamati seperti langkah 3.2, 3.3, 3.4, dan 3.5.
5.        Mengganti Perbesaran
5.1.   Apabila pengamatan sudah berhasil, 3.4 dan 3.5, bayangan yang nampak akan dibesarkan lagi dan jangan menyentuh posisi preparat atau tubus.
5.2.   Memutar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang (kuat) tegak lurus pada meja sediaan dan bunyi klik (periksa perbesaran)
5.3.   Meneropong sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan yang lebih besar dari bayangan yang diamati.
5.4.   Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar, kita menaikkan tubus dengan memutar makrometer berlawanan arah empu jari, memutar revolver kembali untuk menempatkan posisi lensa objektif lemah (pendek) pada posisi semula tanpa mengubah posisi preparat kemudian mengulang lagi langkah 3.3, 3.4, 3.5 lanjut ke 5.1, 5.2, 5.3, sampai berhasil.
5.5.   Menaikkan tubus apabila akan mengamati bahan lain dan mengeluarkan preparat yang sudah diamati kemudian membersihkan kaca benda dan kaca penutup.
5.6.   Membuat sediaan baru sesuai langkah baru 4.1 sampai 4.6.
5.7.   Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, perhatikan hal-hal berikut :
-               Preparat tidak boleh tersimpan di atas meja sediaan tetapi kita harus mengeluarkannya.
-               Membersihkan preparat basah dengan kertas saring atau lap katun (kaca benda + kaca penutup) kemudian menyimpannya dalam cawan petri dan memasukkannya ke dalam kotak perlengkapan.
-               Membersihkan badan mikroskop dengan kain panel, menurunkan tubus serendah mungkin.
-               Menyimpan mikroskop ke dalam kotak mikroskop.
-               Membersihkan semua peralatan yang telah dipakai dengan lap katun dan disimpan dalam kotaknya.
-               Menyimpan sendiri peralatan yang telah dibawa untuk kegiatan berikutnya.
-               Membuang sisa bahan yang tidak digunakan lagi di tempat sampah yang tersedia.




BAB IV
PEMBAHASAN
A.        Hasil Pengamatan






B.        Pembahasan
Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil. Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan lebih dari pada wujud sebenarnya dan mikroskop membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh mata telanjang.
Mikroskop memiliki komponen-komponen dari kaca yang mudah rusak, berupa lensa-lensa dan cermin. Makanya kita harus menghindarkan perlakuan yang dapat membuat benturan dengan komponen tersebut. Mikroskop mempunyai komponen-komponen pendukung seperti :
3.        Kaki mikroskop, sebagai alas tempat tumpuan berdiri.
4.        Tiang, tempat bersendi lengan mikroskop, atau pegangan dengan sumbu inklinasi.
5.        Lengan atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana diangkat.
6.        Cermin, alat penangkap dan pamantul cahaya.
7.        Pengatur kondensor, bila diputar akan menaikkan atau menurunkan kondensor.
8.        Kondensor, lensa yang menghimpun berkas cahaya dari cermin masuk ke lubang meja sediaan.
9.        Diafragma, alat yang dapat ditutup dan dibuka, pengatur banyaknya cahaya yang masuk ke kondensor.
10.     Meja sediaan, tempat meletakkan kaca benda (objek glass).
11.     Sengkeling, penjepit atau pengatur letak sediaan (objek glass).
12.     Penggerak Mekanis, alat pengatur letak kaca benda pada meja.
13.     Lubang meja sediaan, lubang di tengah-tengah meja sediaan tempat lewatnya cahaya dari kondensor masuk ke objek glass terus ke lensa objektif.
14.     Makrometer, pengatur kasar, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara kasar.
15.     Mikrometer, pengatur halus, alat penggerak tubus ke atas atau ke bawah secara halus.
16.     Tubus atau tabung okuler, pada ujung atasnya terdapat lensa okuler.
17.     Revolver atau pemutar objektif, cakram tempat melekatnya lensa objektif berbagai ukuran.
18.     Lensa objektif, yang berfungsi adalah yang menghadap tegak lurus pada meja sediaan, menerima bayangan sediaan kemudian membesarkannya.
19.     Lensa okuler, yang diintip oleh mata pengamat, menerima bayangan dari objektif dan membesarkannya.
Pada percobaan ini kami hanya mengambil satu sampel bahan percobaan yaitu bawang merah (Allium cepa), dan kami mengamati sampel tersebut dengan tiga macam perbesaran seperti yang terlihat pada gambar. Dari gambar tersebut kita dapat melihat bahwa pada pembesaran lemah terlihat hanya bagian kecil dari epidermis Allium cepa tersebut dan pola-pola epidermis Allium cepa masih kurang jelas pemisahannya. Sedangkan pada pembesaran yang lebih kuat, kita bisa mengamati pola pemisahan yang lebih jelas dan bagian-bagian dari epidermis Allium cepa tersebut terlihat lebih kompleks.

BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Mikroskop adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Alat utama dalam mikroskop yang digunakan untuk mengamati adalah lensa objektif dan lensa okuler. Mikroskop mempunyai beberapa macam jenis diantaranya yaitu . Mikroskop Cahaya, electron, medan gelap, fase kontras, pender, sederhana dll.
Sifat bayangan dari mikroskop yaitu baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A yang terbalik dan diperbesar.
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
a.         Mikroskop merupakan alat bantu untuk melihat sesuatu yang berukuran sangat kecil (benda renik).
b.        Siswa mampu mengenali dan mengetahui bagian-bagian mikroskop biologi dan fungsinya masing-masing, serta mampu dan terampil menggunakan mikroskop biologi tersebut dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan sederhana
B.    Saran
Adapun saran dari percobaan ini adalah :
a.         Laboratorium: Sebaiknya alat-alat yang disediakan laboratorium diperhatikan, sehingga praktikan tidak menggunakan alat yang kurang baik.
b.        Asisten: Sebaiknya asisten tidak meninggalkan praktikan saat percobaan berlangsung.
c.         Siswa: Praktikum mikroskop ini harus diperhatikan dengan baik karena mikroskop sangat penting dalam kegiatan biologi.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami sangat membutuhkan saran serta kritik dari pembaca yang sifatnya membangun agar penulisan makalah – makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.




DAFTAR PUSTAKA

Abercombie, M. I993. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta: Erlangga.
Anonim. 2010. Mikroskop. http://id.wikipedia.org/wiki/mikroskop. Diakses tanggal 19 Nopember 2010
Campbell, N.A. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarata: Erlangga.
Goldsten, Philip. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 Edisi 11. PT Ikrar Mandiri Abadi. Jakarta.
Kusnada. Dkk. 2003. Mikrobiologi. Bandung: Jica.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikulum Biologi Dasar. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.

W. Lay. 1992. Mikro biologi. Bogor: CV. Raja Wali

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN HASIL PENGUJIAN LARUTAN DENGAN KERTAS LAKMUS

PROPOSAL PAMERAN KEBUDAYAAN

MAKALAH SISTEM REGULASI MANUSIA